Assalamu'alaikum.
Hallooooooo, konco-konco. Aku beberapa waktu yang lalu ke Ngalam, nih. Rasanya aneh, ya, ngomong tapi hurufnya dibolak-balik gitu. Malang jadi Ngalam, mas jadi sam, sego goreng jadi oges ngerog, kasur jadi rusak. Mau ngomong gaya kera-kera Ngalam (arek-arek Malang) tapi kok berasa nayamul menguras pikiran. Aku ngomong biasa aja lah, ya. Hihihi.
Berada di Malang itu membuat jiwa mudaku bergejolak. Rasanya balik jadi muda lagi gitu, lho. Karena setiap nongkrong ketemunya sama anak-anak muda. Maklum, karena banyak banget perguruan tinggi di Malang. Dan karena perguruan tingginya banyak, mahasiswanya alias anak mudanya pun bejibun.
Masyarakat Malang ternyata pintar sekali menangkap potensi ekonomi di balik keberadaan melimpahnya mahasiswa yang ada di Malang. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya tempat nongkrong di sana. Tempat nongkrong itu dijadikan tempat bertemunya kawula muda yang ada di Malang untuk sekedar main, ngerjain tugas bareng, curhat, diskusi, dan mungkin juga kencan bareng kekasih tercinta. Dan di antara banyaknya tempat nongkrong itu, aku menemukan salah satu tempat nongkrong yang oke punya. Sebut saja dia Bukit Delight.
Kata "delight" kalau diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia memiliki arti kesenangan atau kesukaan. Jadi Bukit Delight bisa juga diartikan sebagai Bukit Kesenangan. Mungkin maksud dari penamaan dari tempat ini adalah orang-orang yang datang ke sini akan menjadi 'senang', bagaimanapun suasana hati orang-orang itu sebelum sampai ke sini. Jadi kalian-kalian yang lagi sedih, yang lagi marah, yang lagi mager, mungkin kalian butuh ke tempat ini supaya kalian bisa berubah menjadi senang. Hehehe.
SUASANA
Kami berangkat dari hotel menuju ke tempat ini setelah magrib. Jadi sampai sana sekitar hampir jam 7 malam. Tempatnya ada di pinggir Kota Malang, dan sepertinya Bukit Delight ini benar-benar berada di bukit karena jalan yang kami lalui cenderung naik. Dan karena tempat ini lebih tinggi dari pada pusat kota Malang, suhunya pun terasa lebih dingin. Dingin-dingin di sini enaknya buat pelukan deh. Ups. Yang pelukan untuk yang udah halal aja, ya, gaes. Yang belum halal jangan peluk-peluk, nanti dosa. 🙈
Bukit Delight memiliki konsep cafe outdoor. Jadi kita bisa kongkow di sana beratapkan langit malam dan dihiasi oleh bintang-bintang. Romantis banget kan, ya, berada di perbukitan, di malam yang dingin, dan menikmati indahnya bintang-bintang yang bertaburan di langit. Apalagi ditambahi dengan lampu-lampu yang ditata sedemikian rupa, jadi menambah suasana romantis tempat ini. Tak heran jika tempat ini ramai sekali dengan pengunjung. Kebanyakan dari mereka adalah anak-anak muda yang lagi asyik nongkrong bareng teman-temannya dan ada pula beberapa pasangan kekasih yang menikmati romantisnya malam. Dan jangan heran kalau menemui banyak orang yang selfie-selfie di sini, karena memang tempatnya Instagramable, kawan-kawan. Hayuk, mari kita maen ke sini untuk ambil foto buat nambah feeds Instagram.
MAKANAN
Berhubung Bukit Delight ini merupakan sebuah cafe, jadi di sini juga dijual makanan, cemilan, dan minuman untuk menemani asyiknya kegiatan nongkrong para pengunjung. Gengsi kan ya, jauh-jauh datang ke Bukit Delight, tapi cuman foto-foto dan bayar parkir doang. Sekalian lah, dicoba makanan, cemilan, dan minumannya. Hehehe.
Harga makanan yang tersedia di Bukit Delight cukup terjangkau kok, gaes. Harganya berkisar antara Rp 10.000 - Rp 25.000. Karena kami dalam kondisi lapar, jadi suami memesan chicken rice sementara saya memesan volcano noodle sauce untuk makan malam kami.
Ketika sedang enak-enaknya menikmati makanan, ternyata ada sosok hitam yang menghampiri. Dia mengeong minta diberi jatah makan pula. Yups. Ada kocheng hitam yang menemani. Jadi tambah seneng aku di sini. Aku elus-elus si kocheng. Ingin hati aku bawa pulang dia, tapi sepertinya dia sudah jadi milik orang lain. Hiks hiks.
***
Bukit Delight membuat aku merasakan sensasi yang menyenangkan. Suasana malam yang dingin dan romantis, makanan yang cukup bisa dinikmati, dan mendapatkan kawan baru (si kocheng) mungkin akan membuatku ingin kembali mengunjungi tempat ini saat main lagi ke Kota Malang. Semoga saat berkunjung lagi kochengnya bertambah banyak, supaya aku bisa puas main-main bersama mereka di indahnya malam dan di bawah taburan bintang di langit. Hohoho.