Roem's Journal
  • Home
  • Skincare
    • Essence
    • Eye Treatment
    • Face Mask
    • Facial Wash
    • Micellar Water
    • Moisturizer
    • Soothing Gel
    • Sunscreen
    • Toner
  • Make Up
    • Blush
    • Brows
    • Eyeliner
    • Foundation
    • Lip Balm
    • Lip Gloss
    • Lip Tint
    • Lipstick
    • Mascara
    • Powder
  • Bodycare
  • Beauty Talks
  • Lifestyle
    • Beropini
    • Cinta Duit
    • Life Journey
    • Ngomong-Ngomong
  • About
    • Tentang Admin
    • Partnership
keterampilan yang dipelajari saat di rumah

Assalamu'alaikum.

Kita semua tau, kalau sekarang kondisi sedang tidak baik-baik saja. Ini semua gara-gara Corona. Iya, gara-gara Corona kita harus rela di rumah aja. Kata pemerintah sih tujuannya untuk menekan tingkat penularan. Tapi kalau di rumah terus begini kan lama-lama bisa bikin bosan juga.

Baca juga: Makhluk Gaib Jahanam Itu Bernama Virus Corona

Baca juga: Pandemi Pasti Berlalu

Kalau dipikir-pikir, bagaimanapun juga kondisi seperti ini harus kita lewati. Kalau ingin pandemi cepat berakhir, ya kita harus manut sama himbauan dari pemerintah itu. Kalau masalah bosan apa gak bosan, kan kita bisa kondisikan sendiri. Bisa aja dengan di rumah aja kita terus-terusan merasa bosan. Tapi bisa juga di rumah aja kita malah keasyikan sendiri. Jadi pinter-pinter kita ngatur suasana hati diri sendiri aja.

Jika tetap kesulitan menghilangkan rasa bosan, coba deh cari kesibukan baru. Belajar hal baru misalnya. Kan lumayan, dengan belajar kita bisa usir bosan sekaligus mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Kalau kata sesepuhku sih istilahnya sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui. Mau coba gak, lur?

Awal-awal harus menjalani hidup di rumah aja, aku juga merasa bosan gak karuan. Ya mirip-mirip sama yang sebagian dari kalian rasakan. Tapi entah kenapa perlahan rasa bosan itu hilang dengan sendirinya. Mungkin karena aku mulai menyibukkan diriku sendiri dengan berbagai macam hal. Kalau dipikir-pikir, aku sebenarnya gak ada niatan belajar apa pun. Tapi ternyata ada juga hal yang aku pelajari lho, lur. Akhirnya aku menyadari bahwa kondisi yang serba gak enak ini ternyata sedikit banyak mengajariku beberapa hal. Kurang lebih kalau dirinci ini, lho, hasil belajarku dari kondisi ini.

Baca juga: Seru di Rumah Walau Cuma Berdua

Bersyukur

pexels/Eternal Happiness
Awal mula Corona ini ada dan kita semua dihimbau untuk di rumah aja, yang aku lakukan adalah banyak sambat (Jawa: mengeluh). Gimana mau gak sambat, lha wong aku jadi gak bisa ke mana-mana. Aku jadi gak bisa melakukan banyak hal di luar sana. Aku gak bisa bersenang-senang jalan-jalan ke luar rumah. Tapi ternyata sambat itu gak bertahan lama.

Aku akhirnya mulai merenung dan berpikir. Dengan merasa gak enak akan kondisi saat ini, aku akhirnya menyadari betapa menyenangkannya kondisi sebelum Corona hadir. Tapi tololnya, saat kondisi sebelum Corona hadir itu kok aku merasa jarang bersyukur. Aku bisa senang-senang, aku bisa berkunjung ke rumah orang tua dan keluarga, aku bisa makan enak di tempat makan favorit, tapi aku jarang bersyukur. Betapa "kufur nikmat" nya aku ini.

Karena itu, aku tersadar. Bahwa sebenarnya walaupun kondisi serba gak enak seperti saat ini ternyata aku masih diberi banyak nikmat yang bisa aku syukuri. Aku masih bisa bernapas, aku dan suami masih diberikan kesehatan, kami masih bisa bertahan hidup seperti biasa, kami masih bisa berbagi rezeki dengan keluarga di kampung, bahkan kami masih diberi kesempatan untuk bertemu dengan Ramadhan tahun ini. Alhamdulillah.

Baca juga: Gara-Gara Corona: Mari Kita Sambat Hari Ini

Memasak

pexels/Martin Lopez
Dengan adanya himbauan di rumah aja, pasti emak-emak skill memasaknya langsung naik dengan pesat. Gimana nggak, lha wong tiap berapa jam sekali anak sama suami minta perutnya diisi terus. Ya gak?

Aku pun juga begitu. Tapi gak gara-gara suami rewel minta makan terus sih. Melainkan gara-gara gak bisa beli makan di luar. Sebenarnya aku ini gak pinter-pinter amat masak, pengetahuan tentang resep juga sedikit. Jadi biasanya masak ya itu-itu aja. Kalau malas masak atau bingung masak apa biasanya ya tinggal makan aja di luar. 

Tapi kan sekarang gak bisa seperti itu. Mau gak mau ya harus masak supaya bisa makan. Untung ada cookpad. Jadi kalau bingung mau masak apa tinggal buka cookpad, cari resep yang cocok sama persediaan bahan makanan di dapur. Dan secara tidak sadar ternyata skill memasakku lumayan meningkat. Aku baru tau saat suami bilang kalau masakanku belakangan ini rasanya lebih enak. Rasanya senang juga dibilang begitu sama suami. Tapi di sisi lain agak kesel juga. Berarti selama ini menurut suami rasa masakanku gak enak dong??!

Baca juga: Aplikasi Berfaedah Saat Gak Bisa Ke Mana-Mana

Menulis

pexels/pixabay
Kalau yang ini berawal dari iseng. Saking bosannya sih, jadi aku iseng-iseng ikut challenge nya Blogger Perempuan. Inti challenge ini adalah melakukan One Day One Post (ODOP) selama 30 hari. Sebenarnya sih topik yang dibahas setiap harinya sudah ditentukan. Tapi tetap aja rasanya berat banget bagiku. Apakah ini tidak cocok dilakukan untuk seonggok daging sepertiku ini? 

Tapi aku tak begitu saja menyerah. ODOP ini berat, tapi aku mau terus mencoba. Walaupun kemungkinan setelah selesai challenge aku bakal tetap post artikel seperti biasa sih. Kalau kata Mas Agus One Month One Post😂. Gak ding, paling gak empat artikel lah buat sebulan. Masa blog cuma diisi sebulan sekali, kaya ngisi token listrik aja.

Eh, setelah dihitung-hitung ini sudah hari ke-11 aku ODOP. Dan ternyata, Alhamdulillah, lancar-lancar aja (walaupun sebenarnya otak juga sudah berasa kopong). Ternyata dengan cara dipaksa menulis secara bertubi-tubi ini juga cukup melatih skill menulisku. Selain itu aku jadi lebih peka menangkap potensi yang ada di sekitarku untuk bahan tulisan juga. Gak nyangka ternyata keisenganku ini juga membuahkan manfaat. 

Baca juga: Tips Usir Bosan Saat Di Rumah Aja Ala Roem Widianto

Gak nyangka, ya, ternyata ada aja hikmah dari kondisi yang serba gak enak ini. Ternyata dengan di rumah aja, aku bisa meningkatkan ketrampilan yang tidak aku duga-duga sebelumnya. Kalau seumpamanya aku punya mantan mungkin skill stalking mantan juga bakal meningkat kalau aku di rumah aja kayak gini. Tapi Alhamdulillah, aku gak punya mantan jadi kemampuan yang meningkat ya kemampuan yang bermanfaat aja. Gak seperti stalking mantan, sudah gak bermanfaat malah tambah mudharat karena bikin baper. 🤭

Kalau kalian gimana? Di rumah aja bikin kalian belajar tentang apa? Apa jangan-jangan malah belajar stalking mantan? Hehehe.

Wassalamu'alaikum.

Assalamu'alaikum.

Sebel banget deh, sama Corona. Gara-gara dia, kita-kita jadi gak bisa ngemol, gak bisa cangkruk di angkringan, gak bisa berkunjung ke rumah saudara, gak bisa mudik. Gak bisa ke mana-mana. Pokok harus di rumah teruuuuuuus.

Baca juga: Gara-gara Corona: Tunda Mudik Lebih Baik

Gapapa sih, di rumah aja. Tapi kan kadang rasa bosan muncul. Syukur-syukur kalau di rumah personilnya ada banyak. Bisa rame-ramean, bisa saling curhat, bisa ngobrol, bisa main board game bareng. Lha kalau seumpamanya lagi ngekos sendiri? Pasti berasa lagi dipenjara tuh. Tinggal duduk mojok di kamar, sambil dihiasi dengan suara tangis kecil sesenggukan. Lengkap sudah ngenesnya.

Eh, tapi jangan khawatir. Walaupun di rumah aja, kita tetep bisa ngapa-ngapain, kok. Iya, kita tetap bisa happy walaupun waktu kita banyak buat rebahan. Caranya adalah dengan punya smartphone. Hari gini gitu lho, semua orang pasti punya smartphone. Artinya semua orang juga bisa tetap happy walaupun gak ke mana-mana. Lalu tinggal pasang aplikasi-aplikasi ini deh untuk mencerahkan harimu.

Baca juga: Tips Usir Bosan Saat Di Rumah Aja Ala Roem Widianto

WhatsApp

pexels/Anton
Kalian di perantauan? Tapi gak bisa pulang kampung gara-gara Corona? Tapi kangen buanget sama orang tua? Jangan khawatir! Pasang aplikasi ini. Eh, lagian gak usah disuruh pasang juga kalian pastinya sudah punya aplikasi ini di smartphone kalian masing-masing. Iya, kan? Soalnya menurutku aplikasi ini adalah aplikasi sosial yang banyak banget dipakai di Indonesia. Yang punya smartphone kemungkinan besar pasti punya WhatsApp.

Dengan aplikasi ini kita semua masih bisa bersosialisasi. Jarak fisik boleh berjauhan, tapi hubungan sosial harus tetap lanjut. Kan kata guru sosiologi kita ini makhluk sosial. Jadi layaknya makhluk sosial, kita juga harus tetap bersosialisasi. Salah satunya menggunakan aplikasi ini.

Baca juga: Gara-Gara Corona: Mari Kita Sambat Hari Ini

Dengan aplikasi ini kita bisa puas chat dengan orang-orang tersayang. Kita bisa saling menanyakan kabar, saling mengingatkan untuk jaga kesehatan dan jaga jarak, dan lain sebagainya. Kalau masih kangen juga, kita bisa langsung video call lewat aplikasi ini.

Shopee

Ini aplikasi belanja online favoritku. Dengan Shopee aku gak perlu keluar rumah untuk belanja bulanan. Tinggal belanja di kasur aja sambil rebahan. Setelah itu tinggal tunggu kurir datang sambil teriak "Paket pakeeeeet". Nah, paketnya udah datang. Belanja gak capek, gak melanggar himbauan pemerintah pula. Ngomong-ngomong di Shopee ini juga banyak promo gratis ongkir pula lhooooo. Walaupun gratis ongkirnya cuma Rp 20.000 tapi lumayan banget. Bisa lebih hemat. Hehehe.

Baca juga: Anti Boros Belanja Produk Kecantikan

Mobile Banking

Kalau belanjanya pakai Shopee, bayarnya belanjaan itu aku biasa pakai aplikasi mobile banking. Mobile banking ini merupakan sebuah fasilitas dari bank yang memungkinkan kita bisa menggunakan dana di tabungan kita hanya dengan melalui ponsel. Jadi salah satu contohnya kalau mau belanja online nih, bayarnya cukup lewat smartphone aja kalau punya mobile banking. Jadi kita gak perlu susah-susah keluar rumah cari ATM atau ke minimarket lagi.

Selain itu dengan mobile banking kita juga bisa melakukan hal lain. Seperti kirim uang buat orang tua di kampung, beli pulsa, beli token listrik, bayar BPJS, bayar zakat, dan lain sebagainya. Sangat memudahkan kita di saat gak bisa keluar rumah, kan? Tapi sayangnya untuk bisa mengakses mobile banking ini kita memerlukan bantuan dari customer service-nya bank dulu. Jadi harus ke bank dulu buat ngurus mobile banking, baru deh mobile banking nya bisa dipake.

Baca juga: Deposito: Investasi Rendah Resiko

YouTube Go

pixabay/USA-Reiseblogger
Bosen sama acara yang ada di TV? YouTube adalah jawaban dari kegundahan kalian. Kita bisa mencari video apapun di YouTube. Mulai dari kajian, tutorial memasak, kecantikan, sampai acara prank. Pokok dari yang berfaedah sampai yang unfaedah semuanya ada deh di YouTube.

Ketika kita bisa mencari banyak hal di YouTube, itu artinya ada yang harus kita korbankan untuk mengaksesnya. Iya, kuota. Nonton YouTube pasti bisa menghabiskan kuota internet kita. Nah, kalau pengen lebih hemat, kita bisa pakai YouTube Go.

Dengan YouTube Go, kita bisa memilih kualitas video yang akan kita tonton. Semakin tinggi kualitas videonya, maka akan menghabiskan kuota yang semakin banyak pula. Jadi oke banget buat yang missqueen kuota seperti aku, soalnya bisa pilih nonton YouTube pake kualitas video yang rendah aja. Supaya kuota hemat, gitchuuu.

Kalau ada video yang menari tapi lagi sibuk, alias mau nonton nanti aja, bisa download kok. Jadi kita bisa nonton video hasil download-an kita berkali-kali kapan aja kita mau tanpa harus korbankan kuota lagi. Bahkan saat offline pun tetap bisa nonton, asal videonya sudah di-download.

Cookpad

Pixabay/Free-Photos
Saat gak bisa ke mana-mana kayak gini, yang repot tuh pasti emak-emak. Soalnya anak dan suami pada makan teroooooos. Jadi emaknya juga harus masak teroooooos. Kalau si emak jago masak sih gakpapa. Reportnya kalau skill masak seadanya, ditambah kehabisan ide buat masak pula.

Kalau sudah gitu, mending pasang deh aplikasi cookpad. Di sana banyak banget akun yang membagikan resep makanan. Jadi makanan apapun pasti resepnya ada di cookpad. Tinggal cari menu yang sesuai dengan persediaan yang ada di dapur, deh.

Aplikasi Game

pexels/Brata Dudova
Ini adalah aplikasi andalan saat rasa bosan mulai melanda. Saking banyaknya aplikasi game di play store, aku sampai tidak bisa menuliskan rekomendasi game buat kalian. Soalnya selera game orang kan beda-beda. Ada yang suka game online, ada yang suka game offline. Kalau aku pribadi lebih suka yang offline. Soalnya kan aku kaum missqueen kuota. 


Tuh, kan. Kita tetap bisa ngapa-ngapain walaupun di rumah aja. Kan semuanya ada di genggaman tangan kita. Maksudnya kan ada smartphone. Jadi pasanglah aplikasi-aplikasi berfaedah di smartphone kita masing-masing. Supaya saat gak bisa keluar rumah gini kita juga gak mati gaya. Setuju gak, rek? Hehehe.

Kalau kalian suka pakai aplikasi apa nih, kalau lagi di rumah aja?

Wassalamu'alaikum.
kegiatan seru bersama keluarga di rumah

Assalamu'alaikum.

Ikut ODOP alias One Day One Post ternyata berat banget bagiku. Ini baru hari kesembilan aku ikut ODOP challenge tapi rasanya otakku kok sudah kopong aja. Kopongnya karena berasa otak sudah diperas selama sembilan hari non stop. Salut banget aku sama teman-teman yang setia menerapkan ODOP walaupun gak ada challenge apa pun. Otak mereka ternyata super kuat. Tidak seperti otakku yang rasanya hampir-hampir korslet ini.

Sebenarnya challenge yang diadakan oleh Blogger Perempuan ini sudah ditentukan topik apa yang harus dibahas setiap harinya. Seharusnya dengan ditentukan topik tiap harinya ini memudahkan kita-kita yang ikut ODOP untuk bikin artikel. Tapi entah kenapa otakku kok tetap nyut-nyutan gini rasanya. 

Topik kali ini sih bahasannya tentang "Kegiatan Seru Bersama Keluarga di Rumah". Harusnya gampang lho, ya. Yang bikin bingung itu karena biasanya kan keluarga isinya ibu, bapak, dan anak. Anaknya pun bisa jadi lebih dari satu. Jadi rame-rame gitu. Gampang bikin kegiatan bersama yang seru. Tapi kalau di rumahku cuma ada ibu sama bapak doang, anaknya belum ada. Alias cuma ada aku sama suami doang. Gimana dong? 

Tapi walaupun cuma berdua, rasanya seru-seru aja. Sepertinya aku gak pernah bosan kalau di rumah ada suami. Padahal kami gak pernah bikin kegiatan tertentu kalau lagi di rumah bareng. Kan, aku bingung lagi jadinya. Temanya "kegiatan seru bersama" faktanya "gak pernah punya niatan bikin kegiatan bersama" tapi ternyata "seru-seru aja". Kalau gini kan aku jadi mikir-mikir lagi: sebenarnya apa yang bikin aku merasa seru-seru aja di rumah walaupun cuma berdua sama suami dan gak pernah punya niatan bikin kegiatan bersama?

Setelah sekian lama berpikir, akhirnya aku menemukan jawabannya. Kira-kira yang membuat aku selalu merasa seru di rumah walaupun cuma berdua adalah karena ini:

Iseng

Aku sama suami memiliki sifat yang hampir sama yaitu sama-sama iseng. Entah kenapa kalau aku melihat suami lagi diam aja rasanya gemes banget pengen mengisengi. Entah aku gelitikin atau aku colek-colek atau aku olok-olok terserah aku. Sesuka aku. Aku makin girang kalau dianya kelihatan kesel. Nanti kalau dia kesel, ganti deh dia mengisengi aku balik.

Kalau dipikir-pikir terkadang suami juga melakukan hal yang sama. Waktu aku terlalu serius menulis artikel, dia juga suka isengi aku. Kesel banget sebenarnya. Sudah susah-susah menemukan ide buat nulis akhirnya bubar semua idenya gara-gara diisengi suami. Walaupun kesel banget sampai nyaris muntab, tapi akhirnya tetap seneng juga karena lihat dia ketawa. Suami ini suka banget ketawa kalau berhasil bikin aku kesel. Apa wajahku ini berubah jadi Sule ketika lagi kesel, entahlah. Pokok kalau dia ketawa aku seneng. Dan kalau aku seneng, aku ikut ketawa juga. Sesimpel itulah kita berdua.

Gombal

"Bapak kamu pernah ke Bulan ya?" 
"Eh, kok tau?"
"Karena wajahmu persis Neil Armstrong"
*Misuh-misuh*

Masa iya, wajah syantik begini dikata persis embah-embah. Embah-embah-nya laki-laki pula, kan sini perempuan. Untung suami gak pernah gombal macam begitu. Lagian gombal macam gitu sih udah basi dan gak kreatif sama sekali.

Sebenarnya sih yang aku lakukan gak bisa disebut gombal juga sih. Kalau gombal kan cuma omong kosong doang. Kalau aku sih tulus dari lubuk hatiku terdalam. Menyatakan cinta istilahnya. Sederhana banget kok. Cuma bilang "sayang". Dan ternyata lama-kelamaan si suami ketularan juga suka melakukan hal yang sama walaupun kadang bahasanya agak dialay-alay-in macam "cintah" untuk menyebut "cinta".

pexels/kaboompics
Keuntungan menyatakan cinta ini awalnya supaya aku bisa mengutarakan rasa sayangku lewat kata-kata. Tapi setelah si suami melakukan hal yang sama, ternyata baru terasa kalau menerima kata "sayang" ini bikin aku tau kalau ada orang lain yang sayang sama aku. Entah kenapa dengan menerima kata sederhana itu aku merasa lebih disayangi dan lebih mendorongku untuk mencintai diriku sendiri (mengingat selama ini aku tidak pernah suka dengan diri sendiri).

Guyon

Siapa sih orang yang gak suka guyon (Jawa: bercanda)? Sepertinya sih banyak orang yang suka guyon. Kalau gak ada yang suka guyon, gak mungkin acara lawak menjamur di televisi atau channel YouTube.

pexels/Gustavo Fring
Aku dan suami pun suka guyon. Entah bagaimana caranya, tapi suamiku ini pinter banget membuat lelucon yang bisa kami tertawakan bersama. Sumber leluconnya pun kadang anti-mainstream. Salah satunya adalah dari berita di televisi. Berita kan nampaknya serius dan membosankan, tapi kalau nontonnya sama suami selalu bisa jadi asyik. Entah gara-gara presenter yang salah omong, entah gara-gara isi beritanya yang rada nyeleneh, dan lain sebagainya.

Diskusi

Dua orang, dua kepala, dua otak. Masing-masing otak isinya pun belum tentu sama. Fakta itu kadang sungguh menyebalkan tapi benar adanya. Yang namanya menikah kan secara sederhana bisa diartikan sebagai menyatukan dua orang untuk hidup bersama. Padahal dua orang itu pasti berbeda. Dari jenis kelamin aja berbeda. Begitu juga dengan isi pikirannya, mungkin ada yang sama, tapi pasti ada yang berbeda.

pexels/Jack Sparrow
Tapi walaupun berbeda, bagaimana pun caranya kami selalu mencoba untuk memahami  isi pikiran kami masing-masing. Salah satu caranya adalah dengan cara diskusi. Diskusi yang dimaksud di sini bukan diskusi ala-ala rapat anggota OSIS. Diskusinya ya biasa aja. Macam ngobrol biasa, tapi saling menyatakan pendapat atas suatu hal yang sedang kami bicarakan berdua. Selain bisa memahami jalan pikiran suami, diskusi juga bisa membuat kami berdua saling mengerti satu sama lain.

Main Game Bareng

pexels/JESHOTS.com
Kekanakan banget, ya? Tapi begitulah adanya. Kami berdua sama-sama suka main game. Yang bikin semangat dan asyik main game berdua adalah dengan saling berkompetisi. "Yang kalah pokok harus pijitin yang menang!" Pasti mainnya game semangat banget, supaya bisa menang dan dapat jatah pijat gratis. Hehehe.

Main Musik

pexels/Mann Quang
Main musik di sini maksudnya suami main gitar, aku mainin pita suara alias nyanyi. Tapi kegiatan ini jarang banget kita lakukan. Karena menyesuaikan mood suami aja. Mungkin juga gara-gara skill menyanyiku yang tidak bisa diragukan lagi... Saking ancurnya. Hehehe. Mungkin suami jarang ngajakin aku nyanyi karena dia sayang sama telinganya. 😂

Baca juga: Tips Usir Bosan Saat Di Rumah Aja Ala Roem Widianto

Kalau dipikir-pikir, hal yang bikin aku betah dan gak bosen di rumah kalau ada suami adalah karena ngobrol berdua. Seperti saling iseng, saling gombal, guyon, dan diskusi. Komunikasi ini adalah hal sederhana, tapi nyata-nyata bikin aku selalu merasa seru berduaan dengan suami. Menurut kami dengan komunikasi yang baik, semoga bisa menghasilkan hubungan yang baik pula.

Kalau kegiatan seru yang kalian lakukan di rumah apa aja nih, rek? Siapa tau aku bisa nyontek, supaya di rumahku makin seru lagi gitu. Hehehe.🤭

Wassalamu'alaikum.
tips betah di rumah

Assalamu'alaikum.

Sudah berapa hari nih kita di rumah aja? Saking lamanya sampai aku sudah males hitung hari lagi. Bahkan sampai aku lupa sekarang sudah hari apa. Hehehe.

Ngomong-ngomong, sekian lama di rumah aja sudah membuat kalian bosan belum? Kalau aku awal-awal sih bosan. Padahal aku di rumah gak cuma rebahan aja lho, rek. Tetap masak, tetap bebersih, tetap cuci baju, tetap ngurus suami, tetap ngurus keuangan sehari-hari, tetap nulis, tetap sesibuk ibu rumah tangga lainnya tapi kok bosan tetap saja datang menghampiri. Kalian gitu gak sih, rek? Apa cuma aku doang..

Kalau dipikir-pikir, mungkin bosan ini datang karena aku melakukan hal-hal yang sama selama di rumah aja. Mungkin juga karena tidak ada distraksi dalam rutinitasku itu. Kalau dulu kan bisa terdistraksi dengan jalan-jalan ke luar. Nah, sekarang kan gak bisa jalan-jalan ke luar. Ada Corona. Apalagi sekarang sudah PSBB. Eh, belum ding, PSBB nya kalau di sini baru dimulai besok. Hehehe.

Baca juga: Gara-gara Corona: Tunda Mudik Lebih Baik

Tapi Alhamdulillah sekarang sudah gak bosan berlarut-larut lagi. Karena mungkin aku sudah menemukan hal-hal yang bisa mengalihkan pikiranku dari semua rutinitasku yang monoton. Kurang lebih inilah beberapa hal yang bisa mengusir bosan yang ada dalam diriku.

Baca Buku
Aku bersyukur banget, di tengah-tengah kebosananku ada yang berbaik hati memberikanku novel secara gratis. Ngomong-ngomong ini yang ngasih novel adalah Mbak Einid Shandy, adminnya duniamelihatku.com. Kapan-kapan coba, deh mampir ke blognya Mbak Einid. Di sana banyak review buku buat referensi sebelum beli buku. Hehehe.

pexels/Lisa Fotios
Nah, setelah mendapatkan novel itu aku menemukan keasyikan tersendiri saat membaca. Seolah aku masuk dalam buku itu dan menikmati segala petualangan yang ada di dalamnya. Sebenarnya dari kecil memang aku suka membaca, tapi entah kenapa aku lupa melakukan kebiasaan menyenangkan ini.

Setelah beberapa hari keasyikan membaca buku itu, aku lanjut menambah koleksi literasi lagi. Untung ada teman yang beri info kalau lagi ada promo gede-gedean di toko buku tempatnya bekerja. Langsung borong deh. Tenang, belinya lewat chat wa doang. Sedangkan barangnya dikirim pakai jasa ekspedisi. Jadi aku bisa borong buku tanpa harus melanggar himbauan pemerintah untuk di rumah aja. Sekarang koleksi literasi sudah menumpuk, tinggal menunggu untuk dibaca.

Baca juga: Jaga Jarak Gara-Gara Corona

Merawat Diri
Merawat diri selain bagus untuk menjaga penampilan juga bisa mengurangi stress dan membuat diri lebih rileks. Gak usah pakai produk skincare atau body care yang mahal kok. Kalian bisa menemukan banyak produk-produk skincare dan body care yang harganya terjangkau di toko atau minimarket terdekat. 

pexels/Breakingpic
Baca juga: Anti Boros Belanja Produk Kecantikan

Eh, merawat diri ini gak cuma bisa dilakukan untuk perempuan aja, lho rek. Laki-laki juga boleh banget untuk mencoba. Kalian yang laki-laki sudah cobain merawat diri, belum? Bisa mengurangi stress, pikiran jadi rileks, dan bosan juga bisa sedikit berkurang, lho.

Belajar
Tidak ada kata terlambat dalam hal menimba ilmu. Lagian zaman sekarang menimba ilmu bisa di mana aja kok. Kan ada smartphone. Sekarang banyak aplikasi yang mendukung kita untuk belajar lagi. 

pexels/picjumbo.com
Ngomong-ngomong masalah belajar, sekarang aku balik belajar bahasa Inggris lagi. Cemen banget, ya. Di saat anak balita zaman now sudah banyak yang mahir berbahasa Inggris, eh aku yang udah emak-emak ini baru memulai belajar. Hehehe. Tapi gapapa. Kan tadi katanya tidak ada kata terlambat untuk menimba ilmu.🤭

Main Game
Ini adalah salah satu hal yang membuatku bersyukur dengan diciptakannya smartphone. Dulu waktu aku masih kecil, yang bisa main game cuma anak orang kaya doang. Dulu main game harus pakai video game console yang harganya bikin geleng-geleng kepala. Kalau pun gak punya console, tetap bisa main cuma harus bayar alias sewa di tempat sewa PS. Ujung-ujungnya uang juga. Enak kalau orang tuanya royal, kalau orang tuanya irit ya susah juga anggaran main game nya turun.

pexels/Brata Dudova
Sekarang semuanya ada di genggaman jari. Tinggal pilih pengen game online atau yang offline. Mainnya gak melulu harus di depan monitor televisi, kok. Kita buang hajat pun sekarang bisa sambil main game. Benar-benar cemerlang sekali temuan smartphone ini. Sungguh membantu menghilangkan rasa bosan di tengah masa pandemi, bukan?

Baca juga: Mungkin Corona Ada Supaya Manusia Lebih Peduli

Tapi ngomong-ngomong gak cuma game smartphone lho, yang asyik. Main game macam monopoli, ular tangga, uno, dan sebagainya juga lebih asyik lagi. Bosan hilang, keakraban dengan pasangan dan buah hati pun makin meningkat.

Bernyanyi
Bernyanyi adalah hobiku sejak kecil, selain membaca tentunya. Skill menyanyiku ini sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. Hancur banget. Tapi yang namanya menyanyi kan gak perlu punya suara yang bagus. Yang penting suara bisa keluar aja, walaupun keluarnya juga ngasal. Kalau ingin suara serasa terdengar lebih bagus, bisa coba nyanyi dalam kamar mandi supaya efek echo nya dapat. Hehehe.

pexels/Mann Quang
Atau bisa juga bernyanyi bersama penyanyi idola. Caranya dengan memutar lagu favorit, lalu ikutan nyanyi, deh. Kan berasa duet bareng penyanyi idola, tuh. Kalau aku lebih suka menyanyi diiringi gitar. Aku yang nyanyi, suami yang main gitar. Aku asik nyanyi sesuka hati, suami yang sambat (Jawa: mengeluh) dalam hati karena "keindahan" suara sang istri yang tiada tara yang semakin diperindah dengan fals di sana-sini. Mau sambat langsung juga suami gak berani, takut istrinya sedih. Moga aja telinga suamiku selalu diberkahi kesehatan oleh Allah. Aamiin.

Baca juga: Gara-Gara Corona: Mari Kita Sambat Hari Ini

Menulis
Semenjak memiliki blog, memang terkadang aku iseng-iseng menulis untuk mengisi blog itu. Paling tidak aku bisa post satu artikel dalam satu minggu sudah prestasi banget. Soalnya memang aku ini pemula banget di dunia tulis menulis. Nungguin ide datang, tapi kok gak datang-datang. Sekalinya ide datang, eh lha kok malas melanda. Jadi gak nulis lagi, deh. Hehehe.

pexels/pixabay
Tapi kali ini beda. Dengan iming-iming hadiah hiburan buku untuk sepuluh orang yang beruntung, aku terpacu untuk ikutan challenge yang diadakan oleh Blogger Perempuan (iya, aku lebih tertarik hadiah hiburannya daripada hadiah utamanya😂). 30 hari one day one post (ODOP). Gila gak, tuh. Kalau bagi sebagian besar mastah di dunia per-blog-an sih sudah biasa melakukan ODOP. Lha tapi kalau bagi seonggok daging macam aku ini sungguh luar biasa sekali kalau bisa tuntaskan challenge macam itu. Untung sudah ditentukan tema apa yang harus dibahas di setiap harinya. Tapi buatku sih tetap berat juga, soalnya otak suka seret buat mikir. Tiap kali terlalu keras berpikir rasanya otak ini jadi kopong.🙈

Tapi walaupun lumayan berat untuk dilakukan, challenge ini nyatanya yang paling efektif menghilangkan rasa bosan yang aku rasakan. Gimana sempat merasa bosan, wong setiap masak, setiap cuci baju, setiap mandi, setiap melakukan apa pun kepikiran harus nulis apa hari ini. Otak rasanya terus dipaksa berpikir sehingga tidak sempat merasa bosan sebentar saja.


Sebenarnya untuk menghilangkan rasa bosan masih banyak lagi sih tipsnya. Seperti bebersih rumah dan mencoba memasak resep baru. Tapi dua hal itu gak bisa mengusir rasa bosanku saat di rumah aja. Kan tiap hari aku sudah bebersih dan memasak. Coba-coba resep baru juga sudah aku lakukan beberapa kali dalam seminggu. Maklum, ibu rumah tangga. Jadi yang bisa bikin gak bosan ya yang di luar job desc nya ibu rumah tangga. Hehehe.

Kalau tips untuk mengusir bosan saat di rumah aja versi kalian apa? Share di kolom komentar dong. Siapa tau bisa jadi rekomendasi buatku supaya bosannya gak balik-balik lagi.

Wassalamu'alaikum.

Assalamu'alaikum.

"Jangan rindu, berat. Kamu nggak akan kuat, biar aku saja," kata Dilan.

Ingin rasanya aku timpali kalimat itu. "Pandemi ini juga berat, tanggung aja, Lan. Aku gak kuat." Tapi kalau semua orang ngomong gitu, kasihan Dilan. Lha wong nyatanya yang menderita gara-gara pandemi Corona gak aku doang, melainkan seluruh umat manusia di dunia.

Pandemi ini memang berat. Gak cuma menyerang kesehatan saja. Ekonomi pun diserang. Untuk menekan tingkat penularan, semua orang dihimbau untuk di rumah aja. Yang bekerja di kantor, sebagian harus melanjutkan kerja di rumah. Work from home, kata mereka. Itu masih untung. Karena banyak orang lain yang harus rela dirumahkan sampai batas waktu yang tidak diketahui dan bahkan banyak juga yang kena PHK.

Baca juga: Jaga Jarak Gara-Gara Corona

Karena banyak yang dirumahkan tanpa digaji dan banyak juga yang kena PHK, itu artinya banyak orang yang melakukan hidup hemat. Gak banyak jajan. Gak beli-beli barang yang gak perlu. Jadi usaha-usaha juga banyak yang tutup. Itu karena mereka sudah kehilangan banyak konsumen, sudah kehilangan banyak penghasilan.

Sadar gak sih, sebelum ada pandemi ini kita semua merupakan sosok yang egois dan serakah. Kita gak peduli kalau kendaraan yang kita pakai asapnya merusak kualitas udara. Kita terus mengenyangkan perut kita masing-masing tanpa peduli kalau bahkan ada orang yang makan aja gak bisa. Kita terus menumpuk kekayaan tanpa peduli dengan alam, tanpa peduli dengan orang yang mungkin membutuhkan bantuan kita. Kita sombong dan lupa bersyukur kepada Allah akan semua nikmat yang kita terima selama ini.

Baca juga: Mungkin Corona Ada Supaya Manusia Lebih Peduli

Dan sekarang posisi kita tidak segagah dulu. Dulu kita berlaku seolah tak butuh siapapun. Sekarang kita dibuat untuk membutuhkan satu sama lain untuk tidak saling menularkan virus ini. Kalau dipikir-pikir lucu juga. Allah hanya mengirimkan hal yang sangat kecil, yang sampai kecilnya sampai tak terlihat mata. Tapi hal kecil itu bisa memporak-porandakan seisi dunia. Sungguh gak pantas banget kita bersombong diri.

Baca juga: Gara-gara Corona: Senjata Melawan Musuh Tak Kasat Mata

Kita semua memang begitu terpuruk di tengah-tengah pandemi ini. Tapi taukah kalian, kalau mungkin diciptakan supaya kita belajar sesuatu yang mungkin sebelumnya kita abaikan. Tentang pentingnya mendekatkan diri pada Allah, pentingnya menjaga kesehatan, pentingnya menjaga kebersihan, pentingnya menjaga komunikasi dengan baik pada pasangan, pentingnya dekat dengan anak-anak, pentingnya memiliki tabungan untuk hal-hal yang tidak terduga, dan lain sebagainya.

Pandemi ini berat, tapi tetap ada yang bisa kita pelajari, tetap ada yang bisa kita syukuri. Paling tidak kita masih diberi kesempatan oleh Allah untuk bertemu Ramadhan tahun ini. Sungguh nikmat yang tak terkira.

Pandemi ini memang berat. Tapi bersabarlah. Ingat, pandemi ini pasti akan berlalu. Hanya saja kita tidak tahu kapan pandemi ini akan berlalu. Mungkin hanya Allah yang tahu. Semoga jika pandemi ini berlalu, kita tetap bisa menjaga kebiasaan-kebiasaan baik yang terbentuk karena pandemi ini ada.

Semoga di saat menunggu pandemi ini berakhir, kita semua senantiasa diberi lindungan Allah. Semoga kita semua selalu diberikan kesehatan dan keselamatan. Aamiin.

Wassalamu'alaikum.
tentang masker

Assalamu'alaikum.

Aku dulu termasuk orang yang ndablek banget. Sepertinya gak pernah aku pakai masker saat sakit. Dulu pernah sih pakai masker. Tapi tujuannya bukan supaya orang gak ketularan saat aku sakit. Melainkan buat nutupi mulut doang pas di angkutan umum. Maklum, aku punya kebiasaan buruk ketiduran setiap kali pakai angkutan umum. Lebih parah lagi pas ketiduran biasanya mulut mangap dan air liur sesekali menetes. Jadi daripada malu kelihatan nggilani (Jawa: menjijikkan) saat ketiduran di angkutan umum, mending aku siap-siap pakai masker supaya nggilani-nya gak kelihatan.

Lalu tiba-tiba Corona datang. Dia menginfeksi manusia dengan melalui droplet. Apa itu droplet? Droplet itu adalah cairan yang biasa keluar melalui mulut atau hidung. Bisa jadi keluar saat bersin atau batuk. Atau juga bisa dengan cara air liur yang muncrat-muncrat saat kalian terlalu semangat gosipin tetangga yang punya utang tapi susah ditagih. Gara-gara Corona ini lah aku jadi sadar betapa pentingnya menggunakan masker.

Baca juga: Jaga Jarak Gara-Gara Corona

Iya. Di saat-saat seperti ini, masker sangat penting sekali digunakan terutama saat keluar rumah. Itu karena kita tidak bisa menjamin di luar rumah bebas dari virus. Kita tak tau apakah yang berinteraksi dengan kita di luar rumah sedang terinfeksi virus Corona atau tidak. Jadi masker ini adalah sebagai perisai yang mampu menghalang virus supaya tidak masuk ke tubuh kita melalui mulut ataupun lubang hidung. 

Baca juga: Gara-gara Corona: Taktik & Senjata Melawan Musuh Tak Kasat Mata

Karena ada Corona ini, kita menjadi mengetahui berbagai macam jenis masker. Setiap jenis masker memiliki fungsi dan kegunaan masing-masing. Selain itu ada beberapa jenis masker yang diprioritaskan digunakan untuk golongan kalangan tertentu saja. Supaya tidak salah membeli masker, yuk kenali 4 macam masker yang lagi tren belakangan hari ini.

Masker N95

Ini adalah masker yang disebut-sebut efektif untuk mencegah penularan virus Corona. Itu karena masker ini bisa melindungi pemakainya dari droplet maupun partikel yang aerosol dan airborne. Selain itu, masker ini juga tidak mengalami kebocoran apabila digunakan dengan baik dan benar.

pexels/EVG
Tingkat keefektifan yang tinggi masker N95 ini membuatnya diburu oleh masyarakat data awal-awal Corona merebak. Jadi tak heran jika tak lama kemudian masker jenis ini menjadi langka di pasaran. Jika ada pun harganya sudah naik berlipat-lipat. Eh, tapi kalaupun ada sebaiknya kita-kita gak usah ikutan beli, ya, rek. Itu karena masker N95 ini adalah masker yang digunakan oleh tenaga medis yang kontak langsung dengan pasien yang memiliki tingkat infeksi tinggi. Lha kalau kita yang orang biasa ini ikut pakai, kasihan tenaga medisnya. Jangan sampai para tenaga medis kehabisan alat pelindung diri berupa masker N95 ini.

Masker Bedah

Ini juga tipe masker yang diburu oleh masyarakat saat awal-awal Corona ditemukan. Alasannya karena pada awalnya WHO merekomendasikan masker bedah ini untuk digunakan masyarakat yang sedang merasa sakit, sementara masyarakat yang sehat tidak perlu menggunakan masker. Nah, masalahnya semua masyarakat yang merasa sakit maupun tak sakit sama-sama gak mau ketularan Corona. Lha wong yang N95 aja diserbu, apalagi yang masker bedah ini. Sampai-sampai gara-gara diserbu pembeli, masker bedah yang dulunya melimpah sekarang menjadi langka. Dulu di setiap apotik ada, sekarang di apotik mana pun tak ada. Habis. Kalaupun ada harganya muahal banget.

pexels/cottonbro
Masker bedah cukup efektif untuk melindungi dari droplet. Meskipun begitu, tingkat keefektifannya masih di bawah masker N95 dan juga masker bedah ini masih berpotensi terjadi kebocoran. Masker ini diperuntukkan digunakan oleh masyarakat yang sedang sakit dan juga oleh tenaga medis yang berada di fasilitas pelayanan kesehatan.

Masker Kain

pexels/Jan Kopriva
Masker kain ini diperuntukkan bagi masyarakat yang dalam kondisi sehat. Masker ini hanya bisa melindungi pemakainya dari droplet yang ukurannya besar-besar. Selain itu tingkat keefektifannya juga di bawah masker N95 dan masker bedah. Jadi walaupun menggunakan masker ini, sebaiknya kita masih menjaga jarak dengan baik. Minimal dua meter, ya, rek. Yang bikin masker kain ini unggul dari dua jenis masker yang sebelumnya adalah karena masker ini bisa dicuci dengan deterjen, sehingga masker ini bisa digunakan berkali-kali. Apalagi harganya masih stabil dan cenderung murah karena tersedia di mana-mana.

Masker Kecantikan

Gara-gara Corona, kita harus selalu menjaga jarak sosial dengan baik. Dan untuk mempertegas himbauan untuk jaga jarak sosial, pemerintah menghimbau masyarakatnya untuk bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah. Dan kalau dihitung-hitung, himbauan pemerintah ini sudah jalan selama lebih dari satu bulan. Itu artinya kita sudah di rumah aja selama jangka waktu yang sama, satu bulan lebih.

Terlalu lama berada di rumah bisa membuat orang menjadi bosan. Oleh karena itu sangat dibutuhkan banyak aktivitas untuk menjaga otak kita tetap waras. Salah satu aktivitas yang bisa dilakukan itu adalah merawat diri. 

Salah satu alat yang bisa digunakan untuk merawat diri adalah masker kecantikan. Masker kecantikan ini memiliki jenis yang beraneka ragam. Bisa berupa wash off mask, peel off mask, sheet mask, dan lain sebagainya. 

pexels/Gustavo Fring
Baca juga: (Review) Viva Face Mask Untuk Kulit Berminyak

Kegunaan dari masker ini adalah untuk merawat kulit agar tetap sehat. Selain itu menggunakan masker ini juga bisa sedikit melepaskan stress dan membuat penggunanya sedikit merasa rileks. Harganya pun tidak ada kenaikan walaupun Corona melanda. Mungkin itu dikarenakan masker ini sama sekali tidak memiliki fungsi untuk melindungi diri kita dari serangan virus. Jadi jangan sampai kalian salah paham, dan malah menggunakan masker jenis ini saat keluar rumah. Pokok untuk kebaikan harkat dan martabat serta kesehatan kalian, please, jangan sekali-kali gunakan masker ini untuk jadi pelindung diri di luar rumah. Ini sangat penting sekali dipahami dan dimengerti supaya kalian gak dikira orang gila oleh orang-orang sekitar.


Nah, sekarang sudah paham, kan 4 jenis masker yang lagi tren belakangan hari ini. Jadi, untuk kita yang masyarakat biasa ini, kita bisa menggunakan masker bedah dan masker kain untuk melindungi diri. Tepatnya yang merasa sakit menggunakan masker bedah, yang merasa sehat menggunakan masker kain. Walaupun sudah menggunakan masker, kita juga masih harus menjaga jarak sosial dengan baik, minimal dua meter. Sementara N95, biarlah tenaga medis saja yang pakain. Dan yang untuk yang masker kecantikan, boleh digunakan untuk siapa saja. Hanya saja sayangnya masker jenis ini hanya untuk merawat kesehatan kulit, bukan untuk melindungi diri dari infeksi virus.

Eh, ngomong-ngomong kalau kalian biasanya pakai masker jenis apa di masa pandemi seperti ini?

Wassalamu'alaikum.
penerapan social distancing

Assalamu'alaikum.

Belakangan ini jagat dunia maya sedang ramai dengan perdebatan tentang istilah "mudik" dan "pulang kampung". Apakah "mudik" sama dengan "pulang kampung"? Ataukah mereka berbeda? Ataukan mungkin mereka bersaudara?

Ini semua gara-gara pernyataan Pak Presiden di acara Mata Najwa hari Rabu malam kemarin. Sebenarnya aku gak melihat secara langsung lengkapnya pernyataan itu seperti apa. Karena baru melihat cuplikannya saat akan comersial break, aku sudah tak sadarkan diri. Ketiduran karena sudah nguantuk banget.😂

Dan karena ketika aku bangun tidur ternyata di media sosial sudah ramai dengan perdebatan-perdebatan itu, akhirnya aku membuka channel YouTube Najwa Shihab dan melihat videonya dari sana. Oalah-alah, ternyata begitu. Pak Presiden ternyata berpendapat bahwa "mudik" dan "pulang kampung" berbeda. 

"Mudik" Vs "Pulang Kampung"

Setelah menonton video di channel-nya Mbak Nana itu, aku jadi lebih banyak merenung. Apa sih bedanya "mudik" dan "pulang kampung" itu? Kok otakku ini masih belum bisa membedakan keduanya.

Setelah seharian merenung dan beberapa kali dibacakan Al-fatihah oleh suami, akhirnya aku menyadari suatu fakta. Fakta ini menunjukkan bahwa kapasitas otakku ternyata kurang memadai untuk bisa membedakan istilah "mudik" dan "pulang kampung". Maaf, lho ya, rek. Percuma ternyata aku lama-lama mikir.😂

Jadi kesimpulannya aku ini beda pendapat sama Pak Presiden. Bagiku "mudik" dan "pulang kampung" itu sama aja artinya. Yang membedakan cuma jumlah hurufnya aja, kalau "mudik" kan lebih singkat karena hanya terdiri dari lima huruf. Hehehe. Tapi walaupun begitu aku tetap setuju dengan himbauan pemerintah untuk melarang mudik di tengah pandemi virus berbahaya seperti saat ini.

Baca juga: Jaga Jarak Gara-Gara Corona

Secuil Kisah Mudik Yang Sebaiknya Jangan Ditiru

Masih ingat gak, rek, berita tentang seorang satpam RSUP Kariadi Semarang yang positif covid-19 tapi masih nekat mudik? Atau malah kalian masih belum tau beritanya? Oke, kalau gitu ayo duduk manis dulu. Sini aku dongengi.

Alkisah, ada seorang satpam (sebut saja mawar YA) sempat dirawat di rumah sakit tempatnya bekerja karena mengalami gejala-gejala mirip covid-19. Setelah beberapa hari dirawat dan sudah menjalani pengambilan sampel untuk tes swab, akhirnya YA diperbolehkan pulang untuk melakukan isolasi mandiri di rumah dinas direktur RSUP Kariadi Semarang karena kondisinya yang sudah mulai membaik.

Baca juga: Makhluk Gaib Jahanam Itu Bernama Virus Corona

Nah, ternyata eh ternyata, YA ini agak ndablek, rek. Dia hanya isolasi mandiri di rumah dinas itu selama beberapa hari aja. Dan karena merasa kondisinya sudah sehat, akhirnya dia memutuskan mudik untuk menghadiri acara 40 hari meninggalnya ibu tercintah.

Sebenarnya kita gak bisa nyalahin dia juga kalau dia mudik buat menghadiri acara 40 hari meninggalnya sang ibu. Soalnya gimana ya. Ini ibu lho, rek, orang yang melahirkan dia. Masa tega di hari ke-40 meninggalnya si ibu, anaknya gak pulang. Minimal untuk menunjukkan rasa sedihnya, menunjukkan rasa kangennya kepada ibunya, dan mendoakannya. Toh di rumah YA juga gak diadakan kumpul-kumpul, cuma bagi-bagi makanan ke tetangga aja.

Tapi yang disayangkan adalah, YA ini sesampainya di rumah gak melakukan isolasi mandiri, rek. Dia malah beraktivitas seperti biasa. Berinteraksi sosial seperti biasa. Dan bahkan dia sempat bermain voli bersama teman-temannya pemuda kampung. 

Baca juga: Gara-gara Corona: Taktik & Senjata Melawan Musuh Tak Kasat Mata

Lalu setelah hasil uji swab itu keluar, ternyata YA positif covid-19. Bayangkan, dia positif covid-19 tapi sudah berinteraksi dengan banyak orang lho, rek! 

Tunda Mudik Lebih Baik

Kisah YA ini menunjukkan bahwa orang yang merasa sehat bisa saja positif covid-19, lho. Bahasa kekiniannya biasa disebut dengan carrier. Kalau menurutku, kondisi YA saat itu terkesan sangat fit, lho, rek. Buktinya dia masih kuat main voli. Kalau merasa sakit atau gak enak badan, mana mau capek-capek main voli, lha wong rebahan di kasur lebih enak dan lebih nyaman.

Nah, karena yang merasa sehat bisa jadi positif covid-19 maka sepertinya menunda mudik itu lebih baik. Bisa saja kita yang merasa sehat ini jangan-jangan termasuk golongan carrier. Kalau carrier dan mudik, kita bisa berpotensi menularkan virus berbahaya kepada orang yang berinteraksi dengan kita. Emang kamu tega menularkan penyakit ke orang tua di kampung halaman? Kalau kita-kita kan masih muda, imun kita mungkin saja kuat melawan virus yang ada di tubuh kita sampai-sampai kita gak merasa gejala penyakit apa-apa. Tapi kalau orang tua kita sudah punya penyakit bawaan lalu tertular penyakit yang kita bawa? Mungkin berbeda ceritanya.

Baca juga: Mungkin Corona Ada Supaya Manusia Lebih Peduli

Jadi menurutku daripada mudik bawa penyakit, lebih baik tunda mudik dulu. Hitung-hitung mematuhi himbauan pemerintah untuk social distancing lah, rek. Sembari menunggu, mari kita berdoa bersama-sama semoga pandemi wabah virus berbahaya ini segera berakhir. Kalau sudah berakhir dan kondisi sudah membaik, baru deh mudik.

Jadi kalau kalian gimana? Lebaran nanti mudik gak?

Wassalamu'alaikum.

Sumber:
https://m.liputan6.com/regional/read/4228681/positif-covid-19-satpam-rsup-kariadi-malah-bagi-bagi-nasi-dan-main-voli
https://jateng.suara.com/amp/read/2020/04/17/111104/nekat-pulang-kampung-satpam-positif-covid-19-sempat-kontak-dengan-35-orang
tindakan preventif untuk terhindar dari covid-19

Assalamu'alaikum.

Tiba-tiba aku jadi teringat cerita dari Mbah Kakung. Dulu setiap kali cerita tentang pertempuran, pasti beliau melakukannya dengan menggebu-gebu. Walaupun beliau adalah pensiunan tentara, tapi aku sebenarnya gak tau beliau pernah ikut bertempur secara langsung atau tidak. Yang pasti sih beliau ini orangnya sangat nasionalis, sangat cinta dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Aku ingat sekali Mbah Kakung menggambarkan situasi pertempuran di Surabaya tahun 1945. Saat itu Indonesia baru saja merdeka. Tapi Londo (Jawa: Belanda) dan kawanannya datang untuk merebut kembali kemerdekaan Indonesia. Dari sanalah akhirnya terjadi peristiwa penyobekan bendera Londo di Hotel Yamato dan berlanjut dengan pertempuran yang penuh darah.  

Itu adalah perjuangan mbah-mbah kita dulu. Musuhnya jelas, Londo. Dan dengan musuh itu untuk melawannya juga menggunakan senjata yang jelas, yaitu dengan senjata api ataupun senjata tajam.

Tapi sadarkah kalian, kalau saat ini kita juga sedang bertempur. Kalau dulu mbah-mbah kita bertempur melawan penjajah, sekarang kita bertempur melawan makhluk gaib. Makhluk gaib ini bukan setan atau sejenisnya, melainkan virus. Virus ini tidak bisa terlihat mata, tapi jelas dia bisa menyerang bahkan membunuh kita, manusia-manusia ini.
worldometers as per 23 April 2020 at 07.39 

Baca juga: Makhluk Gaib Jahanam Itu Bernama Virus Corona

Kalau untuk bertempur melawan Londo, mbah-mbah kita menggunakan senjata api maupun senjata tajam. Lalu kalau kita melawan makhluk gaib ini menggunakan taktik dan senjata apa? Lha wong musuhnya aja gak kelihatan.

Taktik Melawan Musuh Tak Kasat Mata

Karena musuh kita tak kasat mata, kita tidak boleh bertindak gegabah. Jika kita bertindak gegabah, salah-salah kita bisa terinfeksi oleh musuh kita ini. Mengingat virus ini sangat mudah menular jika kita berkerumun, maka kita menggunakan taktik gerilya. Ya, kita menggunakan cara sembunyi-sembunyi. Sembunyi di rumah masing-masing pastinya. Atau istilah kerennya dengan istilah "tetap berada di rumah" atau "belajar, bekerja, dan beribadah di rumah" dan juga "jaga jarak sosial".

pexels/Julia M Cameron

Baca juga: Jaga Jarak Gara-Gara Corona

Senjata Untuk Melawan Musuh Yang Tak Terlihat

pexels/ready made
Walaupun berperang dengan cara sembunyi-sembunyi nampak seperti pengecut, tapi nyatanya inilah satu-satunya yang bisa kita lakukan. Apalagi kalau musuhnya tidak bisa dilihat seperti virus ini. Jadi menurutku taktik ini cukup brilian dan cerdas.

Tapi kita tak bisa bersembunyi terus menerus. Bagaimanapun juga kita perlu bertahan hidup. Kita tak bisa hidup tanpa makan, kan? Kita perlu keluar dari persembunyian untuk membeli bahan makanan. Kita perlu keluar untuk membeli barang-barang persediaan yang penting untuk kita hidup di tempat persembunyian kita.

Tapi di luar tempat persembunyian banyak musuh. Jadi kita harus melengkapi tubuh kita dengan senjata dan juga alat pertahanan. Alat pertahanan yang kita perlukan adalah masker. Masker bagi kita bagaikan perisai yang melindungi tubuh kita dari serangan musuh. Ya, dengan masker kita dapat melindungi hidung dan mulut kita untuk tidak dimasuki virus jahanam ini. Masker ini cukup efektif menangkal serangan musuh tak kasat mata ini asalkan masker yang kita gunakan bukan masker kecantikan.
pexels/cottonbro

Baca juga: Gara-Gara Corona: Mari Kita Sambat Hari Ini

Lalu kita beralih ke senjata untuk melawan musuh. Senjata pertama yang kita perlukan jika kita keluar dari persembunyian adalah hand sanitizer. Musuh tak kasat mata ini ternyata bisa menempel di suatu benda. Kita tentunya tak tahu benda mana yang diinvasi musuh, dan benda mana yang aman dari musuh. Kalau kita gegabah memegang benda yang sudah ada musuh yang nempel di permukaannya dan setelah itu kita ngupil, kucek-kucek mata, ataupun cari sisa daging yang nempel di gigi, bisa-bisa kita terinfeksi oleh musuh ini. Jadi kita perlu sering-sering membunuh musuh yang menempel di tangan dengan menggunakan sabun atau hand sanitizer. Tapi, ketika di luar rumah akan lebih praktis jika kita menggunakan hand sanitizer. 

Senjata yang terakhir adalah sabun. Ini digunakan saat kita sampai rumah setelah bertarung di luar rumah. Sangat memungkinkan musuh kita menempel di permukaan tubuh ataupun baju kita. Jadi secepatnya setelah sampai di rumah kita perlu membunuh musuh-musuh kita dengan cara segera mencuci baju yang sebelumnya kita pakai menggunakan sabun deterjen dan juga membunuh musuh yang menempel di tubuh kita dengan cara mandi menggunakan sabun.


Kurang lebih begitulah taktik dan juga senjata yang diperlukan kita untuk bertahan dan melawan musuh kita yang tak kasat mata alias virus corona. Jangan lupa selalu lindungi diri dengan masker, hand sanitizer, dan sabun. Semoga kita selalu diberikan kesehatan dan semoga masa pertarungan antara kita -manusia- dengan musuh tak terlihat ini segera berakhir. Aamiin.🙏

Kalau kalian gimana, rek? Sudahkah menerapkan taktik dan menggunakan senjata-senjata ini?

Wassalamu'alaikum.

Assalamu'alaikum.

Kalau dihitung-hitung sudah lebih dari sebulan sejak pertama kali pemerintah menghimbau masyarakatnya untuk di rumah aja. Berarti sudah lebih dari sebulan itu aku di rumah aja. Pantesan, sudah mulai ada unek-unek yang kurang enak yang muncul di otakku. Untung kemarin sudah sempat sambat (Jawa: mengeluh). Hehehe.

Tidak diragukan lagi, ada beberapa hal yang aku gak suka setelah ada Corona. Hidupku serasa kurang enak, akhirnya aku sambat-sambat kemarin. Tenang, rek. Aku bukan tipe orang yang selalu sambat, kok. Jarang banget aku sambat. Di dunia nyata aja jarang sambat, apalagi di dunia maya. Dan akhirnya setelah ngempet (Jawa: menahan diri) gak sambat begitu lama, sambat-ku keluar juga kemarin. 

Baca juga: Gara-Gara Corona: Mari Kita Sambat Hari Ini

Ternyata sambat itu enak lho, rek. Serius. Rasanya hati ini jadi lebih lega. Ternyata sesekali sambat gak ada salahnya. Sepertinya sambat ini memang diciptakan supaya kita bisa berhenti sejenak untuk berpura-pura kuat. Pura-pura kuat itu berat, rek. Yang berat-berat biar ditanggung Dilan aja. Sementara kita sesekali sambat gakpapa untuk melepaskan beban berat itu sejenak. Setelah sambat, yaaaa lanjut pura-pura kuat lagi.😂

Setelah Sambat Lalu Apa? "Mikir!"

Adanya Corona membuat kita merasa hidup kita berubah. Berubah menjadi lebih berat daripada biasanya. Jadi sambat lah sebentar untuk melepas beban itu, rek.

Sudah selesai sambat-nya? Hati jadi lebih enteng kan? Nah, setelah hati lebih enteng mari kita tarik napas kuat-kuat, lalu hembuskan. Bagaimana rasanya? Segar, bukan? Udara jadi lebih segar daripada sebelum Corona ada. Ternyata tingkat polusi udara turun di wilayah-wilayah yang masyarakatnya patuh menerapkan pembatasan sosial atau bahkan lockdown. Bumi jadi bernapas lebih baik lagi. Kalian tau itu gara-gara apa? Ya, gara-gara Corona. Baik juga ya, Corona.🤭

"Tapi Corona kan bikin banyak orang meninggal. Bagaimanapun juga nyawa setiap manusia itu berharga. Pokoknya Corona ini jahanam!!!"

Baca juga: Makhluk Gaib Jahanam Itu Bernama Virus Corona

Iya, gara-gara Corona banyak yang meninggal. Aku tau. Tapi pernah kepikiran gak, kalau mungkin saja Tuhan menciptakan Corona agar kita bisa menjadi lebih manusiawi. Mungkin saja Corona ada supaya kita, manusia, lebih peduli.

Mungkin Corona Ada Supaya Manusia Lebih Peduli

Ingat gak, rek, ketika sebelum ada Corona kita sibuk sendiri-sendiri. Kita sibuk memperkaya diri sendiri tanpa peduli dengan alam, tanpa peduli dengan orang lain. Kita berlomba-lomba membeli kendaraan bermotor tanpa peduli bagaimana kendaraan-kendaraan kita merusak kualitas udara. Kita berlomba-lomba mengenyangkan perut kita masing-masing, tanpa peduli kalau masih banyak orang yang bingung karena gak ada uang untuk beli makan. Kita gak pernah peduli apapun, kita hanya peduli dengan diri kita masing-masing. Kita serakah. Kita egois.

pexels/Dazzle Jam
Kemudian Corona tiba. Dia menyebarkan penyakit dengan sangat masif. Banyak orang yang positif tertular virus ini. Banyak pula yang meninggal karena dia. Saking mengerikannya virus ini, sehingga kita semua dihimbau untuk di rumah aja supaya jumlah penularan dapat ditekan.

Baca juga: Jaga Jarak Gara-Gara Corona

Kita masih beruntung. Aku yakin yang membaca tulisanku ini semuanya masih punya uang untuk bertahan hidup di kondisi yang serba gak enak ini. Bagaimana bisa dibilang gak punya uang? Lha wong kalian masih bisa online, masih bisa baca tulisanku, itu artinya kalian masih bisa beli kuota internet. Setahuku beli kuota internet itu pakai uang, gak pakai daun. Kita pun masih beruntung karena kita masih punya tempat berlindung. Kita bisa merasa lebih aman di rumah. Di rumah aja dan menerapkan jaga jarak sosial membuat kita memiliki kemungkinan lebih kecil untuk tertular Corona. Beruntung banget kita pokoknya.

Lalu lihat di luar rumah kita. Masih banyak yang memaksakan diri untuk bekerja. Bukan karena ingin memperkaya diri, tapi memang kalau mereka gak kerja mereka gak bisa makan. Jangankan beli kuota internet, buat ngisi perut aja susah. Jangankan bisa merasa aman di rumah masing-masing, bahkan banyak di antaranya gak punya rumah untuk berlindung.

pexels/abhishek goel
Kita semua tau, penyebaran penularan Corona ini semakin cepat apabila masih banyak orang yang berkumpul, masih banyak orang yang berinteraksi sosial. Itulah sebabnya ada himbauan untuk di rumah aja. Nah, kita sih bisa di rumah aja. Kalau mereka, orang yang gak seberuntung kita gimana nasibnya? 

Aku yakin banyak di antara mereka bahkan gak tau apa yang sedang terjadi sekarang ini. Bagaimana kalau mereka semua yang di luar rumah itu tertular Corona? Emang kita tega? Atau kalau kita masih berpikiran egois, coba renungi ini: "Kalau di luar sana masih banyak penularan, lalu sampai kapan pandemi ini berakhir? Kita gak mau kan kondisi serba gak enak ini berlangsung lama? Pengen kondisi segera membaik, kan? Pengen segera mengumpulkan kekayaan lagi, kan?"

Mari Bantu Mereka Supaya Tidak Tertular

Pemerintah sudah menyiapkan bantuan untuk orang-orang yang belum beruntung ini. Bahkan di beberapa daerah bantuan itu sudah mulai dibagikan. Ternyata tidak hanya pemerintah, beberapa organisasi juga sudah mulai bergerak untuk turun langsung membantu orang-orang yang kurang beruntung ini.

Tapi apa itu saja cukup? Mengingat orang-orang tidak beruntung itu jumlahnya sangat banyak sekali. Kita pun harus ikut terlibat untuk membantu. Pokok jangan sampai adanya Corona dan pembatasan sosial mematikan nilai kemanusiaan kita. Gak usah khawatir, walaupun kita cuma orang biasa, bukan anak sultan, kita masih bisa bantu, kok. Yuk simak apa yang kita bisa lakukan untuk mereka.

1. Bantu Keluarga

Sebelum membantu orang lain, coba lihat kondisi orang terdekat dulu. Bagaimana dengan orang tua, bulik, paklik, budhe, pakdhe kita? Mungkin ada di antara mereka yang butuh bantuan kita. Jika ada, maka lebih dahulukan mereka sebelum membantu orang lain. Bagaimanapun juga kita harus memastikan keluarga kita aman terlebih dahulu sebelum memikirkan orang lain.

2. Bantu Tetangga

Lalu amati tetangga kita. Apakah ada yang kondisinya semakin terpuruk setelah adanya Corona. Kita bisa kok meringankan beban mereka. Kita bisa melebihkan belanjaan kita saat di pasar, lalu saat perjalanan pulang kelebihannya itu kita berikan kepada tetangga kita yang kesulitan. Atau kalau kita gak punya kelebihan uang, kita bisa berikan mereka masker. Yang kain saja, gak mahal kok. Masih banyak yang jual di bawah 10ribu per biji. Kalau mereka terpaksa harus bekerja untuk mengisi perut, paling tidak mereka bisa melindungi diri mereka menggunakan masker.

3. Bantu Orang Lain Yang Kurang Beruntung Dengan Berdonasi

Sudah bantu keluarga dan tetangga ternyata kita masih ada rezeki yang berlebih? Alhamdulillah. Berarti kita masih bisa membantu orang lain yang kurang beruntung di luar sana.

Menurutku cara paling aman untuk membantu orang yang kurang beruntung di luar sana sekarang ini adalah dengan cara berdonasi mengingat kita dihimbau untuk tetap berada di rumah. Dengan berdonasi, kita tak perlu keluar rumah, tapi sedikit rezeki yang kita berikan bisa sampai ke orang yang membutuhkan. Gak perlu berdonasi dengan uang yang banyak, kok. Cukup seikhlas dan semampu kita saja.

4. Tetap Berada di Rumah

Kita masih punya rezeki, tapi ternyata hanya cukup untuk menghidupi diri sendiri? Gakpapa, kita tetap bisa membantu orang lain tanpa harus mengeluarkan uang. Caranya adalah mentaati himbauan pemerintah untuk tetap berada di rumah.

Dengan tetap berada di rumah, kita sudah berkontribusi dalam penekanan jumlah penularan Corona ini. Kita sudah membantu orang lain untuk menurunkan kemungkinan mereka terinfeksi virus ini.

Sembari kita tetap berada di rumah, kita juga bisa membagikan informasi yang bermanfaat bagi orang lain. Kita tetap bisa saling mengingatkan satu sama lain untuk selalu menjaga kesehatan, menjaga jarak, menjaga kebersihan, dan selalu menggunakan masker jika terpaksa keluar rumah.


Meskipun sempat sambat, jangan lupa untuk segera bersyukur. Bagaimanapun juga kondisi kita masih lebih beruntung daripada banyak orang di luar sana. Mungkin Corona ada untuk mengajarkan kita berbagi. Mungkin Corona ada untuk memaksa kita peduli terhadap orang yang kurang beruntung daripada kita. Mungkin Corona ada untuk memperbaiki kerusakan lingkungan yang pernah kita perbuat.

Aku sempat berpikir. Apa mungkin Corona ini sebenarnya bukan virus. Bahkan malah sebaliknya, Corona adalah suatu anti virus yang diciptakan oleh Tuhan. Sedangkan virus yang harus diberantas anti virus ini adalah keserakahan dan keegoisan kita para manusia..

Wassalamu'alaikum.

Sumber:
https://www.kompas.com/sains/read/2020/03/17/190300123/dampak-pandemi-virus-corona-pada-lingkungan-polusi-udara-global-turun?page=all#page3
https://m.liputan6.com/global/read/4217476/headline-polusi-udara-sejumlah-negara-turun-saat-pandemi-corona-bagaimana-indonesia
Newer Posts Older Posts Home

Cari

Roem Widianto

About Me

Assalamu'alaikum.
Selamat datang di blogku tercintaaaa 🥰

Hai, rek. Aku Roem, perempuan seperempat abad. Lewat blog ini aku berbagi tentang apa-apa saja yang berkaitan dengan topik beauty. Aku bukan seorang ahli, cuma konco sharing aja, yes.

Aku punya kulit yang kering, rawan dehidrasi, dan rawan iritasi.

Permasalahan kulitku adalah PIH, kulit kusam, warna kulit yang gak rata, dan juga mata panda. 🐼

Untuk PR/kerja sama bisa hubungi aku di:
cahyarumw@gmail.com

Voucher Diskon

Voucher Diskon

Teman

Popular Posts

  • (Review) Citra - Fresh Glow Multifunction Gel Aloe Bright UV
  • Yuk, Bikin Kacamata Pakai BPJS!
  • Lebaran Kali Ini Bakal Beda
  • (Review) Clean & Clear - Micellar Water
  • (Review) Wardah - Aloe Hydramild Moisturizer Cream

Blog Archive

  • ►  2021 (4)
    • ►  January (4)
  • ▼  2020 (75)
    • ►  December (6)
    • ►  November (5)
    • ►  October (5)
    • ►  September (6)
    • ►  August (5)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (7)
    • ▼  April (17)
      • Belajar Dari Kondisi
      • Aplikasi Berfaedah Saat Gak Bisa Ke Mana-Mana
      • Seru di Rumah Walau Cuma Berdua
      • Tips Usir Bosan Saat Di Rumah Aja Ala Roem Widianto
      • Pandemi Pasti Berlalu
      • Masker di Tengah Pandemi
      • Gara-gara Corona: Tunda Mudik Lebih Baik
      • Gara-gara Corona: Taktik & Senjata Melawan Musuh T...
      • Mungkin Corona Ada Supaya Manusia Lebih Peduli
      • Gara-Gara Corona: Mari Kita Sambat Hari Ini
      • Makhluk Gaib Jahanam Itu Bernama Virus Corona
      • Main Playdough, Yuk!
      • (Review) Purbasari - 2in1 Color Tint
      • Jaga Jarak Gara-Gara Corona
      • (Review) Dear Me Beauty - Perfect Matte Lip Coat #...
      • Deposito: Investasi Rendah Resiko
      • (Review) Clean & Clear - Micellar Water
    • ►  March (4)
    • ►  February (8)
    • ►  January (4)
  • ►  2019 (28)
    • ►  December (4)
    • ►  November (4)
    • ►  October (3)
    • ►  September (4)
    • ►  August (3)
    • ►  June (3)
    • ►  May (2)
    • ►  March (2)
    • ►  January (3)
  • ►  2018 (2)
    • ►  December (2)

Kategori

Bodycare Haircare Lifestyle Make Up Skincare Sponsored Post Tips

Search by Brand

Avoskin Biore Citra Clean & Clear COSRX Dear Me Beauty Dermies Emina Garnier Imju Naturie Implora Indoganic L'oreal Lacoco Luxcrime Madame Gie Maybelline Mizzu N'Pure Osho Pixy Pond's Purbasari Sariayu Senka Simple SNP Son & Park Sunsilk Viva Wardah Whitelab Zoya

Copyright © Roem's Journal. Designed by OddThemes